Sebagai ratu dapur, tentunya Anda sering bergaul dengan minyak. Nah,
sebelum menggunakannya lagi, ketahui dulu 10 fakta minyak berikut ini:
1.
Semua minyak nabati yang ada di pasaran dan belum digunakan untuk
memasak adalah non-kolesterol. Kolesterol minyak terjadi karena proses
pemanasan dan pemakaian yang berulang-ulang.
2.
Salad oil, misalnya extra virgin olive oil, tidak ditujukan untuk
menggoreng. Alasannya, karena salad oil memiliki titik asap yang rendah
(kurang dari 215° C) dan akan mengakibatkan oksidasi (bau tengik) pada
makanan.
3. Mutu
minyak ditentukan oleh tingkat asapnya. Makin tinggi suhu terbentuknya
asap, maka makin aman pula minyak tersebut digunakan. Kualitas
minyak akan menurun jika digunakan berulang kali karena setiap mengalami
pemanasan, tingkat titik asap akan menurun.
4.
Minyak dengan asam lemak jenuh baik digunakan untuk menggoreng atau
teknik memasak dengan panas tinggi. Karena, minyak dengan asam lemak
jenuh memiliki sifat yang stabil dan tidak mudah teroksidasi yang
mengakibatkan aroma tengik pada makanan.
5. Penggumpalan
atau kristalisasi pada minyak terjadi karena suhu lingkungan yang
rendah, tapi tidak berarti bahwa minyak ini tidak baik digunakan.
Penggumpalan yang terjadi pada minyak kelapa dikarenakan tidak adanya
proses penyaringan pada pembuatannya.
6. Agar kualitas minyak tetap terjaga, suhu penggorengan juga harus diperhatikan, tidak lebih dari 190° C.
7. Perhatikan
suhu saat menggoreng karena panas memudahkan terjadinya pembentukan
asam lemak trans. Asam lemak ini akan menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol (terutama LDL) dalam pembuluh darah dan meningkatkan risiko
penyakit jantung koroner.
8. Minyak
sayur dengan kandungan omega 9 (asam oleat) tidak hanya bisa menurunkan
kolesterol LDL, tapi juga baik digunakan untuk menggoreng. Karena,
omega 9 merupakan salah satu asam lemak tidak jenuh yang tahan terhadap
panas.
9.
Hindari penggorengan dengan menggunakan wajan yang terbuat dari besi
dan tembaga karena proses oksidasi yang terjadi antara minyak dan besi/
tembaga akan menyebabkan bau tengik. Karena itu, sebaiknya gunakan
penggorengan dari stainless steel.
10.
Selain memperhatikan expired date (tanggal kedaluwarsa) pada label
minyak zaitun, gunakan minyak zaitun antara 12 - 18 bulan setelah
kemasannya dibuka.
Jumat, 13 Maret 2015
Kamis, 12 Maret 2015
CARA MEMBUAT AC SEDERHANA
Bagi sebagian orang–berkantong tebal–hal ini bukan masalah, di rumah bisa pasang AC, di jalan bisa milih kendaraan ber-AC pula.
Nah masalahnya sekarang buat yang berkantong tpis harus rela berpanas-panas ria…karena apa daya gak kuat beli AC ato daya Listrik kurang buat pasang AC….*situasi makin panas nih!!!
JANGAN MENYERAH! Ayo putar otak, cari solusi untuk dapetin suasana dingin.
Uups… setelah browsing sana-sini, akhirnya nemu tutorial bikin AC sederhana. Murah meriah, cuma perlu kreativitas aja kok!
OK kita mulai deh…
Bahan-bahan :
Kipas angin rumah (Stand/Duduk) ukuran agak besar/seadanya.
Cooper Tubing/Pipa Tembaga ukuran 3/16″ panjang terserah. (Beli di toko AC/Perlengkapan AC, Tukang Service AC) Rp 8000 – Rp 13.000/meter
Cable Ties secukupnya
Pompa akuarium kecil (Beli di toko akuarium) Rp 45.000 – Rp 65.000/pcs
Pipa plastik 3/16″ beli di toko bangunan. Harga –
Tandon air (Termos Es) Bisa pake stereofoam bekas tempat ikan.
ESTIMASI PENGELUARANBahan-bahan :
Kipas angin rumah (Stand/Duduk) ukuran agak besar/seadanya.
Cooper Tubing/Pipa Tembaga ukuran 3/16″ panjang terserah. (Beli di toko AC/Perlengkapan AC, Tukang Service AC) Rp 8000 – Rp 13.000/meter
Cable Ties secukupnya
Pompa akuarium kecil (Beli di toko akuarium) Rp 45.000 – Rp 65.000/pcs
Pipa plastik 3/16″ beli di toko bangunan. Harga –
Tandon air (Termos Es) Bisa pake stereofoam bekas tempat ikan.
Rp. 100.000,-
Harga tidak termasuk Kipas Angin, peralatan tambahan, dll
Langkah-langkah!
1. Siapkan kipas angin dan copper Tubing
2. Lilitkan copper tubing di depan kipas angin.
3. Sambungkan pipa tembaga dengan pipa plastik
4. Siapin pompa akuarium. cek mana inlet mana outlet. Terserah mo pake yg sebelah mana.
Nah sekarang, saatnya buat uji coba hasil besutan kita….
Isikan air dingin di Tandon air/Termos Es. Kalo perlu tambahkan ES balok biar dingin!
AC sederhana siap bertugas mendinginkan suasana! Wuihh sueejuukk.
Selamat mencoba.
Prinsip kerjanya begini nih bro, sederhana aja kok!
– Air dingin yang dipompakan ke pipa tembaga menyebabkan pipa tersebut menurun suhunya. Sesuai prisip kondensasi.
– Suhu dingin di sekitar pipa dihembuskan oleh angin dari kipas.
– Secara teknis suhu angin keluar dari kipas lebih dingin dari pada suhu ruang. Maka, dingin deh ruangannya… Its simple!
Cocok buat kamar yang tertutup (seperti halnya AC agar dingin ruangan tetap terjaga dan optimal).
PEMANFAATAN KALOR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Termos
Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara:
a. permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
b. dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan
c. ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.
a. permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
b. dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan
c. ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.
2. Seterika
Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor
yang dapat memindahkan kalor secara konduksi ke pakaian yang sedang
diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat dari bahan yang bersifat isolator.
3. Panci Masak
Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian
luarnya mengkilap. Hal ini untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun
pegangan panci terbuat dari bahan yang bersifat isolator untuk menahan panas.
yhs-fullyhosted_003, manfaat kalor dalam kehidupan sehari-hari, manfaat kalor dalam kehidupan sehari hari, contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, penerapan suhu, soal perpindahan kalor dan penyelesaiannya, soal perpindahan kalor dan pembahasannya, ramon84 anak mts, pengertian suhu dan penerapannya dalam kehidupna sehari haru, penerapan suhu dan kalor dalam kehidupan sehari-hari, penerapan suhu dalam kehidupan sehari-hari, daftar contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, contoh kalor dalam kehidupan sehari-hari, contoh penerapan suhu, manfaat Kalor, informasi tentang perpindahan kalor dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari, fungsi fungsi kalor, faktor faktor yang mempengaruhi laju konduksi, contoh kalor dalam kehidupan sehari hari
Pemanfaatan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari
yhs-fullyhosted_003, manfaat kalor dalam kehidupan sehari-hari, manfaat kalor dalam kehidupan sehari hari, contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, penerapan suhu, soal perpindahan kalor dan penyelesaiannya, soal perpindahan kalor dan pembahasannya, ramon84 anak mts, pengertian suhu dan penerapannya dalam kehidupna sehari haru, penerapan suhu dan kalor dalam kehidupan sehari-hari, penerapan suhu dalam kehidupan sehari-hari, daftar contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, contoh kalor dalam kehidupan sehari-hari, contoh penerapan suhu, manfaat Kalor, informasi tentang perpindahan kalor dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari, fungsi fungsi kalor, faktor faktor yang mempengaruhi laju konduksi, contoh kalor dalam kehidupan sehari hariCARA KERJA RICE COOKER
Cara kerja rice cooker sebenarnya
tidak terlalu rumit, karena hanya merupakan penyaluran energi panas
untuk mendidihkan air yang dimasukkan bersama beras. Rice cooker
sekarang ini memang sudah sangat populer dan dipakai hampir di setiap
rumah. Cara memasak nasi yang sangat praktis dan menghemat banyak waktu
membuat rice cooker banyak diminati. Negara Indonesia dengan sebagian
besar penduduknya menggunakan nasi sebagai makanan pokok memang telah
sangat terbantu dengan adanya rice cooker ini. Alat penanak nasi ini
juga merupakan salah satu perangkat wajib yang harus ada di berbagai
restoran dan rumah makan karena saat ini rice cooker telah bisa
digunakan dalam dua fungsi, selain menanak nasi juga menjaga nasi tetap
hangat (mode magic jar).
Cara kerja rice cooker sebenarnya
tidak terlalu rumit, karena hanya merupakan penyaluran energi panas
untuk mendidihkan air yang dimasukkan bersama beras. Rice cooker
sekarang ini memang sudah sangat populer dan dipakai hampir di setiap
rumah. Cara memasak nasi yang sangat praktis dan menghemat banyak waktu
membuat rice cooker banyak diminati. Negara Indonesia dengan sebagian
besar penduduknya menggunakan nasi sebagai makanan pokok memang telah
sangat terbantu dengan adanya rice cooker ini. Alat penanak nasi ini
juga merupakan salah satu perangkat wajib yang harus ada di berbagai
restoran dan rumah makan karena saat ini rice cooker telah bisa
digunakan dalam dua fungsi, selain menanak nasi juga menjaga nasi tetap
hangat (mode magic jar).
Namun belum banyak juga yang mengetahui cara kerja rice cooker, terutama bagaimana bisa rice cooker tahu bahwa nasi telah matang. Cara kerja rice cooker semakin
menjadi pertanyaan ketika fitur dalam rice cooker yang dilengkapi
dengan fungsi magic jar bisa langsung beralih fungsi saat sudah matang,
padahal jumlah beras dan air yang dimasak cukup beragam.
Jika Anda termasuk orang yang penasaran dengan cara kerja rice cooker, berikut ini penjelasannya.
Cara kerja rice cooker yang
digunakan saat ini sebenarnya konsepnya sudah ditemukan pada tahun
1937. Pada tahun tersebut seorang tentara Jepang menciptakan sebuah
inovasi dengan membuat alat yang dapat digunakan untuk memasak nasi
memakai tenaga listrik. Tentara itu menggunakan prinsip pengubahan
energi listrik menjadi energi panas pada sebuah elemen yang berupa
lempengan logam. Lempengan logam yang dialiri listrik tersebut
menimbulkan panas kemudian dimasukkan ke dalam sebuah wadah kayu anti
bocor yang telah diisi dengan beras dan air.
Prinsip alat tersebut hampir sama dengan cara kerja rice cooker masa
kini. Tetapi pada saat itu wadah yang digunakan tidak memakai penutup,
sehingga proses memasak menjadi sangat lama.
Cara kerja rice cooker modern
Sedangkan cara kerja rice cooker modern
memang lebih baik karena sekarang ini telah dilengkapi dengan sensor
panas untuk mendeteksi nasi yang dimasak sudah matang atau belum. Dalam
mendeteksi kematangan nasi cara kerja rice cooker adalah dengan
menggunakan sifat air yang mempunyai titik didih 100 derajat Celcius.
Karena itu selama di dalam panci penanak masih ada kandungan air, maka
suhunya tidak akan melebihi 100 derajat Celcius. Sebaliknya jika air
telah habis menandakan nasi telah matang sekaligus akan memicu aktifnya
sensor yang akan mengubah posisi ke mode magic jar atau penghangat. Hal
ini terjadi saat suhu di dalam rice cooker melewati angka 100 yang
berarti melewati titik didih air.
Demikian penjelasan mengenai cara kerja rice cooker dalam memasak nasi
dan memastikan kematangannya. Semoga bisa memberikan pengetahuan baru
bagi Anda yang selama ini mungkin penasaran dengan cara kerja rice cooker.
Namun belum banyak juga yang mengetahui cara kerja rice cooker, terutama bagaimana bisa rice cooker tahu bahwa nasi telah matang. Cara kerja rice cooker semakin
menjadi pertanyaan ketika fitur dalam rice cooker yang dilengkapi
dengan fungsi magic jar bisa langsung beralih fungsi saat sudah matang,
padahal jumlah beras dan air yang dimasak cukup beragam.
Jika Anda termasuk orang yang penasaran dengan cara kerja rice cooker, berikut ini penjelasannya.
Cara kerja rice cooker yang
digunakan saat ini sebenarnya konsepnya sudah ditemukan pada tahun
1937. Pada tahun tersebut seorang tentara Jepang menciptakan sebuah
inovasi dengan membuat alat yang dapat digunakan untuk memasak nasi
memakai tenaga listrik. Tentara itu menggunakan prinsip pengubahan
energi listrik menjadi energi panas pada sebuah elemen yang berupa
lempengan logam. Lempengan logam yang dialiri listrik tersebut
menimbulkan panas kemudian dimasukkan ke dalam sebuah wadah kayu anti
bocor yang telah diisi dengan beras dan air.
Prinsip alat tersebut hampir sama dengan cara kerja rice cooker masa
kini. Tetapi pada saat itu wadah yang digunakan tidak memakai penutup,
sehingga proses memasak menjadi sangat lama.
Cara kerja rice cooker modern
Sedangkan cara kerja rice cooker modern
memang lebih baik karena sekarang ini telah dilengkapi dengan sensor
panas untuk mendeteksi nasi yang dimasak sudah matang atau belum. Dalam
mendeteksi kematangan nasi cara kerja rice cooker adalah dengan
menggunakan sifat air yang mempunyai titik didih 100 derajat Celcius.
Karena itu selama di dalam panci penanak masih ada kandungan air, maka
suhunya tidak akan melebihi 100 derajat Celcius. Sebaliknya jika air
telah habis menandakan nasi telah matang sekaligus akan memicu aktifnya
sensor yang akan mengubah posisi ke mode magic jar atau penghangat. Hal
ini terjadi saat suhu di dalam rice cooker melewati angka 100 yang
berarti melewati titik didih air.
Demikian penjelasan mengenai cara kerja rice cooker dalam memasak nasi
dan memastikan kematangannya. Semoga bisa memberikan pengetahuan baru
bagi Anda yang selama ini mungkin penasaran dengan cara kerja rice cooker.
Sulit Memahami Ekspansi Joule-Thomson? (Bagian Pertama)
Suatu hari Joule dan Thomson melakukan eksperimen dengan peralatan sederhana seperti berikut. Bayangkan sebuah tabung dengan pelat berpori (porous plug) yang memisahkan tabung tersebut menjadi dua bagian. Pelat tersebut dapat dilewati gas tetapi dengan laju yang lambat (biasanya istilah gaul termodinamikanya disebut throttle). Pada kedua ujung tabung tersebut terdapat piston yang bisa masuk dengan tepat dan kuat ke dalam tabung. Setiap piston bisa bergerak mendekati dan menjauhi poros berpori tersebut. Tabung juga diinsulasi dengan baik sehingga tidak ada kalor yang bisa masuk dan keluar tabung tersebut (istilah keren: adiabatik).
Gas dimasukkan di antara pelat berpori dan piston sebelah kiri tabung. Kita sebut sisi pertama. Pada bagian kanan tabung, piston berada tanpa ruang kosong di sebelah poros berpori. Sebut saja sisi kedua. Volume awal sisi pertama adalah V1. Tekanan awal dan temperaturnya masing-masing P1 dan T1. Sekarang, gas pada sisi pertama didorong piston ke arah poros berpori dan pada saat yang sama piston sisi kedua akan tertarik menjauhi poros berpori sehingga memiliki tekanan P2 (tentu saja P2 lebih kecil daripada P1). Pada akhir eksperimen, piston sisi pertama tepat berada di sebelah poros berpori dan kondisi (volume, tekanan, dan temperatur) akhir sisi kedua adalah V2, P2, dan T2.
Ada yang aneh hasil percobaan sederhana tersebut! Pengukuran yang akurat menunjukkan T2 tidak sama dengan T1. Kadang T2 bisa lebih kecil dan lebih besar dari T1. Bagaimana menjelaskan hal ini?
Analisis Awal
Proses diawali dengan volume V1=V1 dan V2=0 dan diakhiri dengan V1=0 dan V2=V2. Kerja yang dilakukan pada sisi pertama: W1= – P1(0-V1) =P1V1. Kerja yang dihasilkan pada sisi kedua: W2 = – P2 (V2-0) = – P2V2 (sekedar intermezo: Masih ingat kan rumus kerja W = – P ?V?? Kalo negatif berarti kerja yang dihasilkan sisitem, kalo positif berarti kerja yang dilakukan pada sistem).
Berarti kerja total adalah
Wtotal = W1 + W2 = P1V1 – P2V2
Masih ingat hukum termodinamika pertama? deltaU = Q + W. Artinya
perubahan energi dalam sistem akan dipengaruhi oleh panas dan kerja
total yang terjadi pada sistem. Karena eksperimen ini dilakukan pada
kondisi adiabatik, maka Q = 0. Dengan demikian energi dalam (deltaU)
hanya bergantung pada W (kerja total sistem).
DeltaU = Wtotal
U2 – U1 = P1V1 – P2V2
U2 + P2V2 = U1 + P1V1
Masih ingat U+PV = H (entalpi) ??Jadi, persamaan terakhir ditutup dengan H2 =H1. Proses ternyata berlangsung pada kondisi ISENTALPI!
Biasanya dalam soal atau aplikasi termodinamika, alat yang berperan sebagai poros berpori (porous plug) tersebut adalah valve. Nah, uda tahu kan kenapa pada setiap soal termodinamika yang berhubungan dengan valve selalu diselesaikan dengan kondisi isentalpi (H2 =H1)?
Sekian tulisan ekspansi Joule-Thomson bagian pertama. Pembahasan mengenai efek penurunan/kenaikan temperatur akan dijelaskan pada bagian kedua. Nantikan kisah seru ekspansi Joule-Thomson pada bagian kedua.
PROSES TERMODINAMIKA
Kalor
(Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat
adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, bisa dikatakan
bahwa kalor merupakan energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan suhu.
Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan mengalir
dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi
dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju sistem.
Jika
Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu,
maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi melalui
cara-cara mekanis (mekanis tuh berkaitan dengan gerak)… Misalnya jika sistem
melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan berpindah
dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja
terhadap sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.
Salah
satu contoh sederhana berkaitan dengan perpindahan energi antara sistem dan
lingkungan yang melibatkan Kalor dan Kerja adalah proses pembuatan popcorn.
Dirimu ngerti popcorn tidak ? biji jagung yang ada bunganya, garis besarnya
seperti ini… Biasanya popcorn dimasukkan ke dalam wadah tertutup (panci atau
alat masak lainnya). Selanjutnya, wadah tertutup tersebut dipanasi dengan nyala
api kompor. Adanya tambahan kalor dari nyala api membuat biji popcorn dalam
panci kepanasan dan meletup. Ketika meletup, biasanya biji popcorn
berjingkrak-jingkrak dalam panci dan mendorong penutup panci. Gaya dorong biji
popcorn cukup besar sehingga kadang tutup panci bisa berguling ria… Untuk kasus
ini, kita bisa menganggap popcorn sebagai sistem, panci sebagai pembatas dan
udara luar, nyala api dkk sebagai lingkungan. Karena terdapat perbedaan suhu,
maka kalor mengalir dari lingkungan (nyala api) menuju sistem (biji popcorn).
Adanya
tambahan kalor menyebabkan sistem (biji popcorn) memuai dan meletup sehingga
mendorong penutup panci (si biji popcorn tadi melakukan kerja terhadap
lingkungan). Dalam proses ini, keadaan popcorn berubah. Keadaan popcorn berubah
karena suhu, tekanan dan volume popcorn berubah saat memuai dan meletup…
meletupnya popcorn hanya merupakan salah satu contoh perubahan keadaan sistem
akibat adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan. Masih sangat
banyak contoh lain, sebagiannya sudah gurumuda ulas pada bagian pengantar. Perubahan
keadaan sistem akibat adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan
yang melibatkan Kalor dan Kerja, disebut sebagai proses termodinamika.
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN TERMODINAMIKA
Soal No. 1
Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi
isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas
adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut!(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Data :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
Soal No. 2
1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai 87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha luar sebesar....
A. 60 kJ
B. 120 kJ
C. 280 kJ
D. 480 kJ
E. 660 kJ
(Sumber Soal : UMPTN 1995)
Pembahasan
Data :
V1 = 1,5 m3
T1 = 27oC = 300 K
T2 = 87oC = 360 K
P = 2 x 105 N/m2
W = PΔV
Mencari V2 :
V2/T2 = V1/T1
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 kJ
Soal No. 3
2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium!
Pembahasan
Data :
n = 2000/693 mol
V2 = 5 L
V1 = 2,5 L
T = 27oC = 300 K
Usaha yang dilakukan gas :
W = nRT ln (V2 / V1)
W = (2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L )
W = (2000/693) (8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule
Soal No. 4
Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang dihasilkan adalah....
A. 120 J
B. 124 J
C. 135 J
D. 148 J
E. 200 J
(Sumber Soal : UN Fisika 2009 P04 No. 18)
Pembahasan
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
Hilangkan saja 100% untuk memudahkan perhitungan :
η = ( 1 − 400/600) = 1/3
η = ( W / Q1 )
1/3 = W/600
W = 200 J
Soal No. 5
Diagram P−V dari gas helium yang mengalami proses termodinamika ditunjukkan seperti gambar berikut!
Usaha yang dilakukan gas helium pada proses ABC sebesar....
A. 660 kJ
B. 400 kJ
C. 280 kJ
D. 120 kJ
E. 60 kJ
(Sumber Soal : UN Fisika 2010 P04 No. 17)
Pembahasan
WAC = WAB + WBC
WAC = 0 + (2 x 105)(3,5 − 1,5) = 4 x 105 = 400 kJ
Soal No. 6
Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai efisiensi 40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya.....%
A. 50,0
B. 52,5
C. 57,0
D. 62,5
E. 64,0
(Sumber Soal : SPMB 2004)
Pembahasan
Data pertama:
η = 40% = 4 / 10
Tt = 400 K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100 % untuk mempermudah perhitungan:
η = 1 − (Tr/Tt)
4 / 10 = 1 − (Tr/400)
(Tr/400) = 6 / 10
Tr = 240 K
Data kedua :
Tt = 640 K
Tr = 240 K (dari hasil perhitungan pertama)
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 240/640) x 100%
η = ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5%
Soal No. 7
Perhatikan gambar berikut ini!
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
Pembahasan
a) Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt = 227oC = 500 K
Tr = 27oC = 300 K
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40%
b) Usaha mesin Carnot
η = W/Q1
4/10 = W/1200
W = 480 joule
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot
Q2 = Q1 − W = 1200 − 480 = 720 joule
Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
ab → pemuaian isotermis (volume gas bertambah, suhu gas tetap)
bc → pemuaian adiabatis (volume gas bertambah, suhu gas turun)
cd → pemampatan isotermal (volume gas berkurang, suhu gas tetap)
da → pemampatan adiabatis (volume gas berkurang, suhu gas naik)
Soal No. 8
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah....kilojoule.
A. 200
B. 400
C. 600
D. 800
E. 1000
Pembahasan
W = Usaha (kerja) = Luas kurva siklus = Luas bidang abcda
W = ab x bc
W = 2 x (2 x 105) = 400 kilojoule
SISTEM TERMODINAMIKA DAN SPESIFIKASI KEADAAN
Sejumlah tertentu
dari bahan yang sedang diteliti disebut sistem. Sistem termodinamik adalah
suatu sistem yang keadaannya diperikan oleh besaran-besaran termodinamik.
Berdasarkan interaksi dengan lingkungannya, sistem dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sistem terbuka, tertutup dan terisolasi.
Keadaan suatu sistem
ditentukan oleh beberapa syarat yang disebut sifat sistem, yang biasanya
diamati secara kuantitatif yang disebut besaran. Besaran dibagi menjadi dua
yaitu, besaran ekstensif dan besaran intensif. Terdapat tiga sifat sistem yang
penting yaitu volume, tekanan, dan suhu.
Perbandingan antara besaran ekstensif suatu sistem
terhadap massa sistem disebut harga jenis rata-rata dari sistem. Harga jenis molal
rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan antara harga dari besaran
ekstensif dengan jumlah mol dari sistem.
Apabila suatu sistem memenuhi
syarat-syarat kesetimbangan mekanis, termal, dan kimiawi maka sistem
disebut dalam keadaan kesetimbangan termodinamik.
Proses adalah perubahan suatu sistem dari satu keadaan ke keadaan lain. Dikenal dua jenis proses yaitu kuasistatis dan tidak kuasistatis. Proses kuasistatis dibedakan menjadi proses isotermal, isochoris, isobaris dan adiabatis. Bila dua sistem satu sama lain berada dalam kesetimbangan termal maka suhu kedua sistem tersebut sama. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer yang baik ditentukan oleh kepekaannya, ketelitiannya dan keterulangannya (dapat diperbanyak) serta kecepatannya mencapai kesetimbangan termal dengan sistem lainnya. Skala yang digunakan dalam keteknikan adalah Rankine dan Fahrenheit, sedangkan dalam satuan metris digunakan skala Kelvin dan Celcius.
Perilaku gas pada tekanan rendah mempunyai hubungan dan disebut sebagai gas ideal.
Terdapat dua model untuk menganalisis
campuran beberapa gas yaitu model Dalton, dan model Amagat. Dalam model
Dalton, sifat-sifat dari setiap komponen dianggap seolah-olah setiap
komponen gas campuran berada pada tekanan terpisah dengan volume
campuran. Sedangkan model Amagat, sifat-sifat dari setiap komponen
dianggap seolah-olah setiap komponen gas campuran berada terpisah pada
volume dengan tekanan campuran.
PENYEBAB GLOBAL WARMING
Secara umum,penyebab pemanasan global dapat digolongkan kedalam dua jenis,faktor alam dan faktor penghuninya.
Faktor Alam
Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang Indonesia,”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini.Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini.
Dari semua “memori” bumi kita ini,ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan global:suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama.
Contoh sederhana saja:zaman es.Menurut sejarah,zaman es ini terjadi diakhir masa Mesozoikum,pada zaman Kuarter(68 - 140 juta tahun lalu).Salah satu dampak dari zaman es ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia.Hal ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat dengan daratan Asia.
Karena kenaikan suhu bumi,maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah.Tetapi hal ini sudah cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara global.Pada saat ini juga,bumi kembali mengalami hal yang sama.Hanya saja,kalau dahulu perubahannya adalah dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk,kalau sekarang dari yang hangat menjadi semakin panas.
Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah,sesuai kaidah-kaidah hukum alam.Tak ada yang bisa disalahkan.Solusinya:berserah kepada Tuhan,sang empunya alam.
Faktor Penghuninya
Saat ini,penduduk bumi (manusianya saja) sudah berjumlah 7 miliar orang.Belum lagi makhluk hidup lainnya yang juga tak kalah banyaknya.Dan semuanya itu saling terlibat dalam mempercepat atau meningkatkan efek global warming.Secara umum,penyebab-penyebab terjadinya pemanasan global yang diakibatkan oleh penghuninya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya emisi Gas Karbon.
Bumi ini pada dasarnya memang memproduksi gas karbon secara alami,tetapi masih dalam kadar yang rendah dan masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri.Tetapi saat ini,tingkat produksi gas tersebut sudah sangat berlebihan.Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik dan industri yang menghasilkan polusi yang besar itu,tetapi semua populasi manusia juga bersalah!!Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan pasar atau masyarakat yang semakin meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya.
Energi matahari yang memasuki atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh bumi.Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke luar dari atmosfer bumi.Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon) di dalam atmosfer,maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon tersebut memiliki sifat alami untuk menahan energi(panas) yang melewatinya.
Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan pendorong pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.
3. Berkurangnya konverter Gas Karbon
Sebelum era modern,dimana industri belum berkembang,kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas karbon.Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang.Apalagi masih banyak konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan,bahkan dibutuhkan oleh kehidupan,seperti oksigen.
Salah satu konverter tersebut adalah hutan.Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen.Tetapi akibat meningkatnya populasi,yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman,lahan indusri,lahan pertanian,lahan untuk fasilitas umum seperti jalan dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis.Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi.
Di Indonesia saja,kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun.Dan dengan itu mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.WAW!!!
Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang Indonesia,”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini.Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini.
Dari semua “memori” bumi kita ini,ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan global:suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama.
Contoh sederhana saja:zaman es.Menurut sejarah,zaman es ini terjadi diakhir masa Mesozoikum,pada zaman Kuarter(68 - 140 juta tahun lalu).Salah satu dampak dari zaman es ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia.Hal ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat dengan daratan Asia.
Karena kenaikan suhu bumi,maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah.Tetapi hal ini sudah cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara global.Pada saat ini juga,bumi kembali mengalami hal yang sama.Hanya saja,kalau dahulu perubahannya adalah dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk,kalau sekarang dari yang hangat menjadi semakin panas.
Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah,sesuai kaidah-kaidah hukum alam.Tak ada yang bisa disalahkan.Solusinya:berserah kepada Tuhan,sang empunya alam.
Faktor Penghuninya
Saat ini,penduduk bumi (manusianya saja) sudah berjumlah 7 miliar orang.Belum lagi makhluk hidup lainnya yang juga tak kalah banyaknya.Dan semuanya itu saling terlibat dalam mempercepat atau meningkatkan efek global warming.Secara umum,penyebab-penyebab terjadinya pemanasan global yang diakibatkan oleh penghuninya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya emisi Gas Karbon.
Bumi ini pada dasarnya memang memproduksi gas karbon secara alami,tetapi masih dalam kadar yang rendah dan masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri.Tetapi saat ini,tingkat produksi gas tersebut sudah sangat berlebihan.Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik dan industri yang menghasilkan polusi yang besar itu,tetapi semua populasi manusia juga bersalah!!Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan pasar atau masyarakat yang semakin meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya.
Energi matahari yang memasuki atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh bumi.Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke luar dari atmosfer bumi.Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon) di dalam atmosfer,maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon tersebut memiliki sifat alami untuk menahan energi(panas) yang melewatinya.
Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca
2. Bocornya lapisan ozonSebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan pendorong pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.
3. Berkurangnya konverter Gas Karbon
Sebelum era modern,dimana industri belum berkembang,kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas karbon.Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang.Apalagi masih banyak konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan,bahkan dibutuhkan oleh kehidupan,seperti oksigen.
Salah satu konverter tersebut adalah hutan.Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen.Tetapi akibat meningkatnya populasi,yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman,lahan indusri,lahan pertanian,lahan untuk fasilitas umum seperti jalan dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis.Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi.
Di Indonesia saja,kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun.Dan dengan itu mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.WAW!!!
GLOBAL WARMING
- Written by I Gusti Ngurah Hari Yuda
Global
warming atau pemanasan global merupakan suatu peristiwa naiknya suhu
bumi yang meliputi atmosfer, daratan, dan lautan secara terus
menerus. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan
dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan
beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model
iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara
tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh
penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca
pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda.
Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut
selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca
telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil
pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa
hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan
yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan
serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari
satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan
yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih
lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.
Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani
dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi
gas-gas rumah kaca.
MOTOR INJEKSI
- Category: Isu Isu Sains dan Teknologi
- Written by I Gusti Ngurah Hari Yuda
Injeksi bahan bakar adalah sebuah
teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk mencampur
bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar
akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan
karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara
homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol
pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi
dan keseragaman.
Injeksi bahan bakar dapat berupa
mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa
mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem
elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk
memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik menghitung
jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan bakar
dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan
juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.
HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA
A. PENGERTIAN HUKUM III TERMODINAMIKA
Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa
paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang
lebih rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik
berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula secara
isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk
menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai
sebagai tandon kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm ynag
berikutnya dari sejumlah bahan yang lebih sedikit dari bahan semula.
Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat menghasilkan
temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya. Maka akan timbul
pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan
zat hingga mencapai nol mutlak.
Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah
bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang
sama berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan
demikian, penurunan medan secara adiabat yang tak trhingga banyaknya
diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak. Perampatan dari
pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya terhingga.Ini dikenal
sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum
ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika
adalahhasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol. ΔST ialah
perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses
isoterm terbuktikan. Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun,
ΔST berkurang jika sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima:
Perubahan entropi yang berkaitan dengan
proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-terkondensasi mendekati nol
ketika temperaturnya mendekati nol.
Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut
Nernst-Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai
tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi
mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi
kimia, perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang
dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel.
Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan sebagai :
Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis è Pada suhu T
à 0, bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zat padat
atau cair dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol.
Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati 0 K, perubahan entropi transisi Stmenurun.
Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ketiga termodinamika.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi St yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol.
Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan
ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat
ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali
berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan
derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh
karena itu tidak akan ada perubahan entropi.
- B. APLIKASI HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA
Hukum ketiga termodinamika memungkinkan perhitungan perhitungan entropi
absolut dari zat murni pada tiap temperatur dari panas jenis dan panaa
transisi. Sebagai contoh, suatu benda padat pada temperatur T, akan
memeiliki entropi yang akan dinyatakan oleh :
Suatu benda cair, sebaliknya mempunyai entropi yang dinyatakan oleh :
Penerapan yang mencakup gas menjadi :
Besaran-besaran yang diperlukan untuk evaluasi numerik entropi mencakup
panas jenis. Pengukuran panas jenis zat padat di sekitar titik nol
absolut menunjukan bahwa :
Karena untuk zat padat,maka Debye dan Einstein menurunkan persamaan berikut untuk panaa jenis zat pasdat :
Dimana a adalah karakteristik yang berbeda untuk setiap zat. Bila suatu
zat sederhana dipanaskan pada tekanan konstan, pertambahan entropi
dinyatakan oleh :
Bila persamaan tersebut di integrasikan di antara titik nol absolutdengan temperatur T dimana s =0 hasilnya adalah :
- C. KONSEKUENSI SELANJUTNYA DARI HUKUM TIGA TERMODINAMIKA
Konsekuensi dari hukum ketiga termodinamika dijabarkan di bawah ini.
Untuk suatu proses temperatur konstan dekat 0ºK,perubahan entropi dinyatakan oleh :
Karena = 0 pada T = 0 dari hukumtermodinamika ketiga, persamaan menghasilkan :
Tetapi dari persamaan Maxwell. Jadi persamaan menjadi :
Hasil diatas sesuai dengan kenyataan eksperimental. Sebagai contoh,
buffington dan Latimer menemukan bahwa koefisien ekspansi dari beberapa
zat padat kristalin mendekati nol.
Konsekuensi terakhir dari hukum ketiga termodinamika adalah tidak dapat
diperolehnya titik nol absolut. Ditinjau suatu bidang penelitian pada
temperatur rendah, kenyataan eksperimental menunjukan bahwa temperatur
yang di peroleh oleh tiap proses demagenetisasi adaibatik dari
temperatur awalnya adalah setengah temperatur awal proses bersangkutan.
Jadi makin rendah temperatur yang dicapai, makin kurang kemungkinannya
untuk didinginkan lebih rendah.
Dengan kata lain diperlukan proses demagnetisasi adiabatik yag tak terbatas jumlahnya untuk mencapai titik nol absolut.
Problabilitas dan Hukum Kedua Termodinamika
Gagasan mengenai entropi dan ketidakteraturan diperjelas dengan
menggunakan probabilistik keadaan molekul sistem. Pendekatan ini pertama
kali dilakukan mendekati akhir abad kesembilan belas oleh Ludwig
Boltzmann (1844-1906). Beliau membuat perbedaan keadaan molekul sistem.
Perbedaan jelas antara “keadaan makro” dan “keadaan mikro” sebuah
sistem. Keadaan mikro sistem akan dinyatakan ketika posisi dan kecepatan
setiap partikel (atau molekul) diketahui. Keadaan makro sebuah sistem
dinyatakan dengan memberikan sifat makroskopik sistem tersebut –
temperatur, tekanan, jumlah mol, dan seterusnya. Pada kenyataannya, kita
hanya dapat mengetahui keadaan makro sebuah sistem. Biasanya terdapat
terlalu banyak molekul pada sebuah sistem untuk mengetahui kecepatan dan
posisi masing-masing pada suatu saat tertentu. Penting untuk dikenali
bahwa perbedaan besar dalam keadaan mikro dianggap sama dalam keadaan
makro
Kita lihat contoh yang sederhana. Misalkan Anda secara berulang
mengambil empat koin di tangan Anda dan menjatuhkannya di atas meja.
Berapa banyak kepala dan ekor yang muncul pada satu lemparan koin
sebagai keadaan makro dari sistem ini. Suatu pernyataan bahwa setiap
koin sebagai kepala dan ekor berarti menyatakan keadaan mikro. Pada
Tabel 2.1 kita lihat jumlah keadaan mikro yang berhubungan dengan setiap
keadaan makro.
Tabel 2.1 Jumlah keadaan MikroKeadaan Makro Keadaan Mikro yang mungkin
(K = Kepala E = Ekor) Jmlh Kea-daan
Mikro
Asumsi dasar di balik pendekatan probabilitas ini bahwa setiap keadaan
mikro mempunyai probabilitas yang sama. Dengan demikian jumlah keadaan
mikro yang memberikan keadaan makro yang sama berhubungan dengan
probabilitas relatif dari keadaan makro yang sedang terjadi. Keadaan
makro dengan dua kepala dan dua ekor merupakan yang paling mungkin dalam
kasus pelemparan empat koin ini; dari total 16 keadaan mikro yang
mungkin, enam diantaranya sama dengan dua kepala dan dua ekor, sehingga
probabilitas lemparan dua kepala dan dua ekor adalah 6 dari 16, ataua 25
persen. Probabilitas lemparan empat kepala hanya 1 dari 16, atau 16
persen. Tentu saja jika Anda melempar koin-koin tersebut 16 kali, Anda
mungkin tidak mendapatkan bahwa dua kepala dan dua ekor muncul tepat 6
kali, atau kepala tepat empat kali. Angka-angka ini hanya merupakan
probabilitas atau nilai rata-rata. Jika Anda melakukan 1600 lemparan,
hampir 38 persen diantaranya berupa dua kepala dan dua ekor. Makin besar
jumlah percobaan, makin dekat presentasi dengan probabilitas yang
dihitung.
Jika kita mempertimbangkan melempar lebih banyak koin, katakanlah 100
pada saat yang sama, probabilitas relatif untuk melempar kepala
seluruhnya (atau semua ekor) akan sangat berkurang. hanya ada satu
keadaan mikro yang sama semua kepala. Untuk 99 kepala dan 1 ekor, ada
100 keadaan mikro karena setiap koin mungkin merupakan ekor tersebut.
Probabilitas relatif untuk keadaan makro yang lain diberikan pada Tabel
2.2. Terdapat total sekitar 1030 keadaan makro yang mungkin. Dengan
demikian probabilitas relatif yang mungkin untuk mendapatkan semua
kepala adalah 1 dalam 1030, suatu hal yang kemungkinannya sangat kecil.
Probabilitas mendapatkan 50 kepala dan 50 ekor (lihat Tabel 2.2) adalah
1,0 x 1029/1030 = 0,10. Probabilitas mendapatkan antara 45 dan 55 kepala
adalah 0,90.
Tabel 2.2 Probabilitas Berbagai Keadaan Makro
untuk 100 Lemparan Koin
Dengan demikian kita lihat dengan bertambahnya jumlah koin, probabilitas
mendapatkan susunan yang paling teratur (semua kepala atau semua ekor)
menjadi sangat tidak mungkin. Susunan yang paling tidak teratur
(setengah kepala, setengah ekor) merupakan yang paling mungkin dan
probabilitas mendapatkan presentase tertentu (katakanlah, 5 persen) dari
susunan yang paling mungkin bertambah besar dengan bertambahnya jumlah
koin. Sebagai contoh, keadaan yang paling mungkin untuk gas (katakanlah,
udara di dalam ruangan) merupakan keadaan dimana molekul-molekul
mengambil tempat seluruh ruangan dan bergerak secara acak; hal ini
berhubungan dengan distribusi Maxwell. Di pihak lain susunan yang sangat
teratur dari semua molekul yang ditempatkan di satu sudut ruangan dan
semuanya bergerak dengan laju yang sama sangat tidak mungkin.
Dalam probabilitas, hukum termodinamika kedua – yang memberitahu kita
bahwa entropi bertambah pada semua proses – berubah ke pernyataan bahwa
proses-proses yang terjadi adalah yang paling mungkin. Hukum kedua
dengan demikian menjadi pernyataan sepele, bagaimanapun, sekarang ada
elemen tambahan. Hukum kedua dalam hubungannya dengan probabilitasnya
tidak melarang penurunan entropi, melainkan hanya menyatakan bahwa
probabilitasnya sangat kecil. Bukanlah tidak mungkin bahwa garam dan
merica akan secara spontan berpisah menjadi lapisan-lapisan lagi, atau
sebuah cangkir yang pecah akan bersatu kembali.
Sebuah danau membeku pada hari musim panas yang panas (yaitu, kalor
mengalir keluar dari danau yang dingin ke lingkungan yang lebih hangat).
Akan tetapi probabilitas peristiwa-peristiwa tersebut terjadi sangat
kecil. Pada contoh koin, penambahan jumlah koin dari 4 menjadi 100
memperkecil secara drastis probabilitas simpangan yang besar dari
susunan rata-rata, yakni yang paling mungkin. Pada sistem-sistem biasa,
kita tidak berhadapan dengan 100 molekul, tetapi dengan molekul yang
jumlahnya sangat banyak; pada 1 mol terdapat 6 x 1023 molekul. Dengan
demikian probabilitas simpangan yang jauh dari rata-rata sangatlah
kecil.
Evolusi Biologis dan Pertumbuhan
Suatu contoh yang menarik dari penambahan entropi berhubungan dengan
evolusi biologis dan pertumbuhan organisme. Jelas, seorang manusia
merupakan organisme yang sanagt teratur. Proses evolusi dari
makromolekul awal dan bentuk sederhana dari kehidupan sampai Homo
sapiens merupakan proses keteraturan yang bertambah. Demikian juga
perkembangan individu dari satu sel menjadi orang dewasa merupakan
proses bertambahnya keteraturan. Apakah proses-proses ini melanggar
hukum termodinamika kedua? Tidak, pada proses evolusi dan pertumbuhan,
dan bahkan selama kehidupan orang dewasa, hasil pembuangan dieliminasi.
Molekul-molekul kecil yang tetap sebagai hasil metabolisme ini merupakan
molekul-molekul sederhana tersebut menyatakan ketidakteraturan yang
relatif lebih tinggi atau entropi. Memang, entropi total molekul yang
dihasilkan oleh organisme selama proses evolusi dan pertumbuhan lebih
besar dibanding penurunan entropi yang berhubungan dengan keteraturan
individu yang tumbuh atau spesies yang berkembang.
Aspek lainnya dari hukum termodinamika kedua adalah bahwa hukum tersebut
memberitahu kita mengenai arah proses. Jika Anda melihat sebuah film
yang diputar mundur, Anda akan bisa mengatakan bahwa film itu diputar
mundur. Karena Anda akan melihat kejadian yang aneh, seperti cangkir
kopi yang pecah naik dari lantai dan tersusun kembali di meja, atau
balon yang pecah menjadi satu lagi dan terisi oleh udara. Kita tahu
bahwa hal-hal ini tidak terjadi di kehidupan nyata; hal-hal ini
merupakan proses-proses dimana keteraturan bertambah – atau entropi
berkurang. Hal-hal ini melanggar hukum termodinamika kedua. Ketika
menonton sebuah film (atau membayangkan bahwa waktu dapat berjalan
mundur), kita diberi pertunjukan terbaliknya waktu dengan melihat apakah
entropi bertambah atau berkurang. Itu sebabnya, entropi disebut panah
waktu, karena bisa memberitahu kita mengenai arah berjalannya waktu.
PENGARUH PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN PADA MAKANAN
Pendinginan dan Pembekuan
Pertumbuhan bakteri di bawah suhu 100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu. Pada saat air dalam bahan pangan membeku seluruhnya, maka tidak ada lagi pembelahan sel
bakteri. Pada sebagian bahan pangan air tidak membeku sampai suhu –9,50C atau di bawahnya karena adanya gula, garam, asam dan senyawa terlarut lain yang dapat menurunkan titik beku air.
Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan.
Pendinginan
Pendinginan umumnya merupakan suatu metode pengawetan yang ringan, pengaruhnya kecil sekali terhadap mutu bahan pangan secara keseluruhan. Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pembekuan
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi sekitar –180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim sebelum dibekukan. Bahan pangan seperti daging dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8 sampai 12 bulan dan buncis dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan.
Pertumbuhan bakteri di bawah suhu 100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu. Pada saat air dalam bahan pangan membeku seluruhnya, maka tidak ada lagi pembelahan sel
bakteri. Pada sebagian bahan pangan air tidak membeku sampai suhu –9,50C atau di bawahnya karena adanya gula, garam, asam dan senyawa terlarut lain yang dapat menurunkan titik beku air.
Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan.
Pendinginan
Pendinginan umumnya merupakan suatu metode pengawetan yang ringan, pengaruhnya kecil sekali terhadap mutu bahan pangan secara keseluruhan. Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pembekuan
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi sekitar –180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim sebelum dibekukan. Bahan pangan seperti daging dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8 sampai 12 bulan dan buncis dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan.
Pertumbuhan bakteri di bawah suhu 100C
akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu. Pada saat air dalam
bahan pangan membeku seluruhnya, maka tidak ada lagi pembelahan sel
bakteri. Pada sebagian bahan pangan air tidak membeku sampai suhu
–9,50C atau di bawahnya karena adanya gula, garam, asam dan senyawa
terlarut lain yang dapat menurunkan titik beku air.
Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan.
Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan.
Pendinginan
Pendinginan umumnya merupakan suatu metode pengawetan yang ringan, pengaruhnya kecil sekali terhadap mutu bahan pangan secara keseluruhan. Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pendinginan umumnya merupakan suatu metode pengawetan yang ringan, pengaruhnya kecil sekali terhadap mutu bahan pangan secara keseluruhan. Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pembekuan
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi sekitar –180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim sebelum dibekukan. Bahan pangan seperti daging dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8 sampai 12 bulan dan buncis dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan.
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi sekitar –180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim sebelum dibekukan. Bahan pangan seperti daging dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8 sampai 12 bulan dan buncis dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan.
Pengertian Pendinginan atau Pemekuan
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis. Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan. Pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan yang tertua.
Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara – 1oC sampai + 4oC. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam lemari es yang mempunyai suhu –2oC sampai + 16oC.
Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira –17 oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara – 12 oC sampai – 24 oC. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun.
Perbedaan antara pendinginan dan pembekuan juga ada hubungannya dengan aktivitas mikroba.
1. Sebagian besar organisme perusak tumbuh cepat pada suhu di atas 10 oC
2. Beberapa jenis organisme pembentuk racun masih dapat hidup pada suhu kira-kira 3,3oC
3. Organisme psikrofilik tumbuh lambat pada suhu 4,4 oC sampai – 9,4 oC
Organisme ini tidak menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit pada suhu tersebut, tetapi pada suhu lebih rendah dari – 4,0 oC akan menyebabkan kerusakan pada makanan.
Jumlah mikroba yang terdapat pada produk yang didinginkan atau yang dibekukan sangat tergantung kepada penanganan atau perlakuan-perlakuan yang diberikan sebelum produk itu didinginkan atau dibekukan, karena pada kenyataannya mikroba banyak berasal dari bahan mentah/ bahan baku. Setiap bahan pangan yang akan didinginkan atau dibekukan perlu mendapat perlakuan-perlakuan pendahuluan seperti pembersihan, blansing, atau sterilisasi, sehingga mikroba yang terdapat dalam bahan dapat sedikit berkurang atau terganggu keseimbangan metabolismenya.
Pada umumnya proses-proses metabolisme (transpirasi atau penguapan, respirasi atau pernafasan, dan pembentukan tunas) dari bahan nabati seperti sayur-sayuran dan buah-buahan atau dari bahan hewani akan berlangsung terus meskipun bahan-bahan tersebut telah dipanen ataupun hewan telah disembelih. Proses metabolisme ini terus berlangsung sampai bahan menjadi mati dan akhirnya membusuk. Suhu dimana proses metabolisme ini berlangsung dengan sempurna disebut sebagai suhu optimum.
Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat mematikan bakteri, sehingga pada waktu bahan beku dikeluarkan dan dibiarkan hingga mencair kembali (“thawing“), maka pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dapat berlangsung dengan cepat. Penyimpanan dingin dapat menyebabkan kehilangan bau dan rasa beberapa bahan bila disimpan berdekatan.
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis. Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan. Pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan yang tertua.
Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara – 1oC sampai + 4oC. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam lemari es yang mempunyai suhu –2oC sampai + 16oC.
Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira –17 oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara – 12 oC sampai – 24 oC. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun.
Perbedaan antara pendinginan dan pembekuan juga ada hubungannya dengan aktivitas mikroba.
1. Sebagian besar organisme perusak tumbuh cepat pada suhu di atas 10 oC
2. Beberapa jenis organisme pembentuk racun masih dapat hidup pada suhu kira-kira 3,3oC
3. Organisme psikrofilik tumbuh lambat pada suhu 4,4 oC sampai – 9,4 oC
Organisme ini tidak menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit pada suhu tersebut, tetapi pada suhu lebih rendah dari – 4,0 oC akan menyebabkan kerusakan pada makanan.
Jumlah mikroba yang terdapat pada produk yang didinginkan atau yang dibekukan sangat tergantung kepada penanganan atau perlakuan-perlakuan yang diberikan sebelum produk itu didinginkan atau dibekukan, karena pada kenyataannya mikroba banyak berasal dari bahan mentah/ bahan baku. Setiap bahan pangan yang akan didinginkan atau dibekukan perlu mendapat perlakuan-perlakuan pendahuluan seperti pembersihan, blansing, atau sterilisasi, sehingga mikroba yang terdapat dalam bahan dapat sedikit berkurang atau terganggu keseimbangan metabolismenya.
Pada umumnya proses-proses metabolisme (transpirasi atau penguapan, respirasi atau pernafasan, dan pembentukan tunas) dari bahan nabati seperti sayur-sayuran dan buah-buahan atau dari bahan hewani akan berlangsung terus meskipun bahan-bahan tersebut telah dipanen ataupun hewan telah disembelih. Proses metabolisme ini terus berlangsung sampai bahan menjadi mati dan akhirnya membusuk. Suhu dimana proses metabolisme ini berlangsung dengan sempurna disebut sebagai suhu optimum.
Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat mematikan bakteri, sehingga pada waktu bahan beku dikeluarkan dan dibiarkan hingga mencair kembali (“thawing“), maka pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dapat berlangsung dengan cepat. Penyimpanan dingin dapat menyebabkan kehilangan bau dan rasa beberapa bahan bila disimpan berdekatan.
ANALISIS TERMODINAMIKA SISTERM TERBUKA
Dalam persoalan yang menyangkut adanya aliran massa ke/dari
sistem maka sistemnya adalah sistem terbuka(control volume). Contohnya : water
heater, radiator mobil, turbin, kompressor, nozle dll. Tidak ada aturan
mengenai bagaimana memilih sistem, tetapi yang penting adalah pemilihan
tersebut dapat memudahkan analisis. Misalkan akan dianalisis aliran udara
melalui nozle, maka pemilihan sistemnya adalah di dalam nozle. Lapis batas dari
control volume disebut control surface, dapat riil ataupun imajiner. Dalam
kasus nozle misalnya, maka permukaan dalam dari nozle adalah lapis batas yang
riil, sedangkan daerah masuk dan keluarnya aliran adalah lapis batas imajiner
karena tidak ada bentuk fisik sesungguhnya. Control volume dapat tetap (bentuk
dan ukurannya) maupun dapat mengandung moving boundary. Beberapa istilah Steady
: tidak berubah terhadap waktu, lawan katanya unsteady/transient. Uniform:
tidak berubah terhadap tempat.
Flow work
Flow work adalah energi yang diperlukan untuk mendorong
fluida masuk atau keluar dari control volume,merupakan bagian dari energi yang
dibawa oleh fluida.
Kita tinjau gambar di atas. Jika tekanan fluida P , luas
penampang saluran A, maka gaya yang bekerja pada elemen fluida oleh piston
imajiner adalah : F = P A Untuk memasukkan seluruh elemen fluida ke
dalam control volume maka gaya akan bekerja masuk ke dalam control volume
: Wflow = F L = P A L = P V (kJ) Dalam basis massa : wflow = P v
(kJ/kg)
STEADY FLOW PROCESS
Proses-proses yang dijumpai dalam sistem keteknikan sangat
bervariasi, mulai dari yang sangat sederhana sampai yang rumit. Dalam beberapa
hal, proses yang rumit dapat disederhanakan menjadi bagian yang
sederhana(dengan pengandaian-pengandaian). Turbin, kompresor dan nozle
beroperasi untuk waktu yang lama dengan kondisi yang sama. Peralatan seperti
itu diklasifikasikan sebagaisteady flow devices. Proses dari peralatan
steady dapat dianalisis dengan suatu idealisasi proses yang disebut “steady
flow process”. Steady flow process didefinisikan sebagai suatu proses di mana
fluida mengalir dalam control volume secara steady. Hal ini berarti bahwa
property dapat berubah dari titik ke titik di dalam control volume tetapi pada
setiap titik selalu konstan selama proses.
Karakteristik steady flow process 1. Selama proses tidak ada
property yang berubah terhadap waktu. Jadi volume V, massa m dan total energi E
konstan. Akibatnya boundary work nol dan total massa dan energi yang masuk
control volume sama dengan total massa dan energi yang keluar control volume.
Dengan kata lain selama proses kandungan enegi dan massa dari kontrol volume
tetap, tidak berubah terhadap waktu. 2. Selama proses sifat fluida di inlet dan
outlet tidak berubah terhadap waktu 3. Interaksi energi (berupa panas dan
kerja) antara sistem control volume dengan sekelilingnya tidak berubah terhadap
waktu Proses dengan perubahan sifat-sifat fluida secara periodik dapat
dianalisis sebagai steady flow process.
STEADY FLOW DEVICES 1.
Nozle dan diffuser
Nozle : menambah kecepatan fluida Difuser : menaikkan
tekanan fluida dengan menurunkan kecepatan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan
· Q ≅ 0.
Laju perpindahan panas antara fluida yang mengalir di dalam nozle atau difuser
dengan sekeliling biasanya sangat kecil walaupun tidak diisolasi. Hal ini
karena kecepatan fluida cukup tinggi sehingga tidak cukup waktu untuk terjadi
transfer panas. Oleh sebab itu jika tidak ada data mengenai transfer panas,
prosesnya dianggap adiabatik
· W ≅ 0 Kerja
di dalam nozle dan difuser nol karena hanya berupa bentuk penampang saluran.
· Δke ≠
0. Pada waktu fluida melewati nozle aatau difuser terjadi perubahan kecepatan
yang besar sehingga perubahan energi kinetik harus diperhitungkan dalam
analisis.
· Δpe =
0. Biasanya tidak terdapat perbedaan elevasi, sehingga faktor energi potensial
dapat diabaikan.
Turbin dan kompresor
Di dalam steam power plants peralatan yang
menggerakkan generator adalah turbin. Fluida masuk kedalam turbin dan
menggerakkan sudu-sudu sehingga memutar poros. Kerja yang dihasilkan turbin
adalah positif karena dilakukan oleh fluida. Kompresor adalah alat untuk
menaikkan tekanan fluida, seperti juga pompa dan fan. Fan menaikkan tekanan
untuk menggerakkan udara sekitar. Kompresor untuk menaikkan tekanan gas menjadi
tekanan yang sangat tinggi. Pompa sama seperti kompresor tetapi untuk fluida
cair. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
· Q ≅ 0.
Laju perpindahan panas kecil dibandingkan dengan kerja poros kecuali ada
pendinginan, sehingga dapat diabaikan kecuali ada pendinginan.
· W ≅ 0. Pada
persoalan ini pasti ada kerja poros. Pada turbin berupa daya output, pada pompa
dan kompresor berupa daya input.
· Δke ≅ 0.
Perubahan kecepatan fluida biasanya hanya menyebabkan perubahn energi kinetik
yang tidak signifikan kecuali pada turbin.
· Δpe =
0. Perubahan energi potensial biasanya kecil sehingga dapat diabaikan.
Throttling valves
Proses throttling terjadi bila aliran fluida mengalami
kehilangan tekanan sewaktu melewati hambatan. Throttling valve menyebabkan
penurunan tekanan (pressure drops) di dalam fluida. Pressure drops biasanya
diikuti penurunan temperatur yang besar. Pada throttling valve biasanya
diasumsikan adiabatik (q ≅0) karena tidak cukup waktu dan
daerah untuk terjadinya perpindahan panas. Faktor kerja juga tidak ada (w ≅ 0).
Perubahan energi potensial sangat kecil sehingga bisa diabaikan (Δpe ≅ 0).
Meskipun kecepatan keluar lebih besar dari kecepatan masuk tetapi dalam banyak
kasus perubahan energi kinetik tidak signifikan (Δke ≅ 0).
Sehingga persamaan kekekalan energi menjadi : h2 ≅ h1
(kJ/kg) (4.20) u2 + P2 v2 = u1 + P1 v1 atau energi dalam + flow enegi = konstan
Enthalpy pada inlet dan exit sama, disebut proses isenthalpic. Jika flow work
naik (P2v2 > P1v1) maka energi dalam akan turun dan diikuti turunnya
temperatur. Jika flow work turun (P2v2 < P1v1) maka energi dalam dan
temperatur naik.
Heat exchanger
Merupakan perlatan untuk menukar kalor. Di dalam heat
exchanger tidak ada interaksi kerja (w = 0) dan perubahan energi kinetik serta
energi potensial diabaikan (Δke ≅ 0, Δpe ≅ 0).
Perpindahan panas tergantung bagaimana memilih control volumenya. Jika seluruh
bagian dipilih sebagai control volume maka tidak terjadi perpindahan panas (Q ≅ 0).
Tetapi jika hanya satu fluida yang dipilih sebagai control volume maka ada
perpindahan panas dari satu fluida ke fluida yang lain (Q ≠ 0).
Langganan:
Postingan (Atom)