Siklus Diesel
Ditemukan pada
tahun 1890 oleh seorang berkebangsaan Jerman yaitu Rudolph Diesel. Sama halnya
dengan siklus otto, siklus diesel merupakan siklus bolak-balik (reciprocating),
namun pada siklus ini terdapat pengapian kompresi yang berbeda dengan siklus
otto (menggunakan spark plug). Pada siklus diesel ini spark plug dan karburator
digantikan oleh injektor bahan bakar.
Siklus diesel dapat dirancang
dengan rasio kompresi yang tinggi (pada umumnya 12-24). Diagram perbandingan
T-S dan P-V dapat dilihat pada gambar:
Berbeda pada siklus otto, siklus
diesel terdapat rasio pancung (cutoff ratio) yang terjadi pada proses
pembakaran seperti yang terlihat pada diagram diatas proses 2-3. Untuk proses
pada siklus diesel 4 langkah dapat dilihat pada gambar:
Pada gambar pertama (kiri ke
kanan) merupakan langkah kompresi setelah udara masuk ke dalam ruang bakar.
Udara ini dikompresi hingga mempunyai tekanan yang sangat tinggi sekali. Pada
gambar kedua merupakan proses injeksi bahan bakar. Akibat tekanan udara yang
sangat tinggi sekali dan injeksi dari bahan bakar tersebut menyebabkan terjadinya
pembakaran. Pada gambar ketiga merupakan langkah tenaga dimana akibat ledakan
dari pembakaran tadi piston didorong ke bawah dan menyebabkan terjadinya
daya/power. Pada gambar keempat merupakan langkah buang, dimana sisa dari
pembakaran dibuang ke lingkungan.
Untuk kompresi rasio yang sama
siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siklus
otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus diesel adalah:
Efisiensi siklus diesel yang
tinggi menyebabkan siklus ini digunakan untuk mesin-mesin dengan kapasitas
besar. Seperti yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin kapal, dan pembangkit
tenaga listrik darurat (genset).
Contoh kasus:
Sebuah
siklus diesel ideal dengan udara sebagai fluida kerja memiliki rasio kompresi
18 dan rasio pancung 2. Pada awal proses kompresi, fluida bekerja pada tekanan 14.7
psia, 80oF, dan 117 in3. Dengan asumsi udara standar
tentukan:
· Temperatur dan tekanan udara pada akhir proses
·
Kerja bersih dan efisiensi termal siklus
·
Tekanan efektif rata-rata (MEP)
Solusi:
Karena
untuk mempermudah perhitungan keadaan terjadi pada standar udara. Sehingga R=
0.3704 psia.f3/lbm.R dan terjadi pada temperature kamar dengan cp=
0.240 btu/lbm, cv= 0.171 btu/lbm, k= 1.4 (bisa dilihat pada table termodinamika).
Sedangkan perubahan energy kinetik dan potensial dapat diabaikan. Kemudian
gambarkan diagram P-V siklus diesel ideal.
Dari diagram diatas dapat kita
peroleh:
Pada proses 1-2 terjadi kompresi isentropic
gas ideal dengan panas spesifik konstan, sehingga:
Pada proses 2-3 terjadi
penambahan panas ideal (tekanan konstan) sehingga:
Pada proses 3-4 terjadi ekspansi
isentropic gas ideal dengan panas spesifik konstan, sehingga dapat diperoleh
temperatur dan tekanan akhir proses (T4 dan P4):
Kerja bersih dari siklus adalah
perubahan dari panas masuk dan keluar, untuk mencarinya dalam kasus ini kita
harus mencari massa dari fluida:
Pada proses 4-1 terjadi
pembuangan panas ke lingkungan dengan volume konstan, sehingga:
Pada akhirnya dapat kita cari
kerja bersih dan efisiensi siklus diesel ideal serta MEP (mean effective pressure):
Gambar diperoleh dari buku termodinamika 'Chengel'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar